Bergaya ala Bintang Kung Fu di Bandung Chinatown

By | April 24, 2018

Pernah nggak bayangin gimana rasanya ada di latar adegan film kung fu? Melihat cewek-cewek berbaju cheongsam, payung warna-warni, lampion bertebaran, dan tentunya, macam-macam bakpao, bakmi, dan makanan-makanan lainnya yang enak!

Sekarang, tidak perlu jauh-jauh pergi ke Negeri Tirai Bambu untuk merasakan semua itu. Tahun 2017 lalu, walikota meresmikan tempat wisata etnik alias kulturalnya yang bertemakan Perkampungan Cina: Bandung Chinatown.

 

Bukan Cuma di Indonesia

Konsep Chinatown, Pecinan, atau Perkampungan Cina (Tiongkok) sebetulnya sudah mendunia loh, gengs! Seperti yang kita tahu, bangsa Cina adalah bangsa yang ulet dan teguh, berani menyebar ke sepenjuru dunia untuk memperbaiki nasib mereka. Ke negara manapun kaki kita berpijak, pasti kita pernah melihat keturunan Cina.

Nah, para warga keturunan ini biasanya tinggal di satu kompleks perkampungan. Mereka punya ikatan kekeluargaan yang erat, dan tempat tinggal mereka kelihatan mencolok sekali; penuh umbul-umbul berwarna-warni, bau makanan eksotis menguar dari tungku-tungku rumah… eksotis banget deh, pokoknya!

San Francisco, Manila, Bangkok, Melbourne, bahkan Inggris, semuanya punya kampung Cina yang khas. Bandung pun punya. Bedanya, sejak 2017 kemarin area dekat perkampungan itu disulap menjadi destinasi wisata yang sangat Instagrammable. Kayak apa, sih?

 

Harga yang Terjangkau

Memasuki gerbang masuk, kita langsung disambut pintu loket yang menjual karcis sebagai sarana masuk ke dalam tempat wisata kita kali ini. Harga karcisnya terbilang murah; Rp 10.000,00 untuk Senin – Kamis, dan Rp 20.000,00 dari hari Jumat sampai Minggu (weekends).

Oh iya, segala transaksi di dalam tempat wisata ini menggunakan E-Money lho. Jadi, jangan lupa bawa kartu Flazz, Brizzi, atau Mandiri Mastercard kamu. Kalau saldonya lagi habis, jangan khawatir! Ada yang menyediakan jasa top up atau menjual kartu baru di dalam sana.

 

Nah. Selesai membeli karcis, masuklah kita ke gerbang Chinatown. Seorang petugas menyobek karcis kita, dan… bonus gantungan kunci serta sebotol air mineral lagi. Lumayan untuk pameran ke teman-teman kita kalau kita habis main ke tempat hits ini, hehe!

 

 

Suasana Cina yang Kental

Masuk ke lokasi, yang pertama kali terasa adalah bau makanan yang kuat di mana-mana. Mata kita pun dimanjakan oleh pemandangan yang seolah keluar dari latar film tahun 80-an saja.

Di mana-mana, banyak umbul-umbul dan lampion. Payung-payung aneka warna serta kain dengan motif etnis dipajang bersama perabotan berornamen kayu, juga deretan barang antik seperti televisi bentuk boks dan patung-patung porselen yang tampak seperti berasal dari dinasti lampau.

 

Mesin waktu? Bukan! Tempat ini memang mengusung tema ancient Shanghai sebagai spot dekorasinya. Membuat hampir setiap jengkal tempat ini layak buat spot foto-foto.

Kayak di luar negeri, ya!

Kalau mata kita jeli, di sana ada banyak sekali para pengunjung yang mengenakan jilbab dan sedang makan di sini. Timbul pertanyaan, apa tempat ini ramah muslim, ya?

 

Tentu saja iya! Hampir semua stall makanan di sini menyertakan tulisan “No Pork” alias tidak menggunakan daging babi—bahan makanan yang terbilang haram bagi agama tersebut. Mau makanan yang tidak berlemak? Juga ada. Di mana-mana ada gerobak ketoprak, lotek, kue surabi, lontong sayur, dan makanan khas Indonesia lainnya kok.

Di sini juga ada masjid yang bersih dan diurus dengan baik, membuat wisatawan yang berkunjung dekat-dekat jam shalat tidak perlu merasa risau karena harus melongkap ibadah. Hmm, makin sempurna saja destinasi wisata kita ini.

Bagi para pengunjung yang mulai merasa lelah, ada juga tempat pijat dan spa untuk beristirahat sejenak sebelum kembali bertualang di gang-gang penuh kejutan ini.

 

 

Wisata Historis dan Keberagaman

Secara umum, Bandung China Town mengusung konsep “culinary, education, and culture”—kuliner, pendidikan, dan kebudayaan. Ibarat semboyan, semuanya ada di sini.

Kuliner jelas enak. Sedangkan dari sisi pendidikan, tempat ini bisa jadi sarana untuk belajar, hidup di Shanghai tahun 80-an tuh kayak apa, sih? Atau juga untuk mempelajari kehidupan orang-orang Cina turunan pada umumnya.

Karena, di sini juga ada museum (bangunan khusus bertuliskan “Bandung Chinatown Museum”). Di sinilah para pengunjung bisa melihat bermacan-macam perabotan antik-bersejarah khas Tionghoa. Ada juga infografis tentang garis sejarah suku Tionghoa di Bandung.

Tempat wisata yang terletak di Jalan Kelenteng ini memang menyimpan sejarah. Sebelum tempat ini berdiri, Pecinan di Bandung sebetulnya terpencar-pencar di wilayah sekitaran pusat kota; Pasar Baru alias Jalan Pecinan Lama, bagian belakang Pasar Baru sampai Kebonjati, terus sampai wilayah Pasar Andir.

 

Kompleks yang kini dibangun tempat wisata ini dulunya adalah tanah milik Permaba (Perhimpunan Masyarakat Bandung). Tidak jauh dari sini, ada kelenteng tertua di Bandung, yaitu Vihara Satya Budhi. Karena itulah, tempat ini juga disebut Jalan Kelenteng.

Dulu sebelum tempat ini berdiri, di wilayah sekitar Cibadak sini sering ada bazaar makanan loh, gengs! Warga sini yang kebanyakan turunan Tiongkok pun memajang dan memasarkan makanan mereka yang terkenal enak-enak. Sekarang setelah Chinatown ada, kegiatan itu jadi semakin terkonsentrasi.

Ridwan Kamil selaku walikota yang meresmikan ini menuturkan, Chinatown adalah lambang solidaritas, kebersamaan, dan keakuran beragam suku yang mendiami Bandung Raya ini. Tak heran, peresmiannya pada bulan Agustus lalu melibatkan pesta Barongsai yang meriah sekali!

Melibatkan 77 UKM Lebih

Kalau kamu heran kenapa tempat ini isinya macm-macam sekali, itu karena personelnya memang melibatkan banyak kalangan. Jadi, Bandung Chinatown bisa dibilang menyerap banyak sekali tenaga kerja dari sekitar.

Sobat travel bisa menemukan apa saja loh, di sini. Mulai dari perangkat fashion—baju-baju sutra asli maupun sintesis, Cheongsam, tunik—payung, makanan, pernak-pernik, dan tentu saja makanan. Pokoknya, nggak bakal bosen deh!

Waktu Terbaik untuk Berfoto

Dengan latar yang begitu memikat, tidak heran banyak orang ke sini membawa perlengkapan fotografi yang mumpuni atau kamera ponsel dengan resolusi tinggi. Iseng-iseng tanya pengunjung, mereka punya jawaban menarik soal kapan waktu terbaik untuk foto.

 

“Sunset,” kata salah satu pengunjung perempuan. “Soalnya pas mataharinya mulai tenggelam, terus karena di sini enggak banyak gedung tinggi, langitnya kelihatan. Dan lampion-lampionnya mulai menyala. Cahayanya bagus.” tuturnya menjelaskan.

Tempat ini memang buka dari siang sampai larut malam. Jadi, patut coba juga, nih.

Nah, siap mengabadikan momenmu?

 

BANDUNG CHINATOWN

  • Lokasi: Jl. Kelenteng No. 41, Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung
  • Telepon: (022) 6038114
  • Jam buka: 11.00 – 00.00 WIB
  • Instagram: @chinatownbandung
  • Harga: Senin-Kamis Rp 10.000, 00 | Jumat-Minggu Rp 20.000, 00